KPI Prihatin Orang Tua Tak Dampingi Anak
Berita

KPI Prihatin Orang Tua Tak Dampingi Anak

Banyak tontonan televisi tak sehat dinikmati anak-anak.

ant
Bacaan 2 Menit
Banyak tontonan televisi tak sehat dinikmati anak-anak. Foto: ilustrasi (Sgp)
Banyak tontonan televisi tak sehat dinikmati anak-anak. Foto: ilustrasi (Sgp)

Orang tua harus bersikap kritis terhadap isi media (literasi media) karena siaran televisi banyak yang tidak sehat untuk anak-anak.

“Karena itu orang tua mendampingi anak saat menonton televisi,” kata Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Nina Mutmainnah Armando di Jakarta, Senin (23/7).

Dia katakan anak-anak dan televisi sangat dekat. Karena itu mereka rentan terpengaruh dan meniru apa yang ada di televisi. Sehingga, orang tua harus mengawasi anak-anak ketika menonton televisi.

Anak-anak menonton segala acara tak hanya tayangan khusus untuk mereka, tetapi juga tayangan dewasa. Lebih menyedihkan lagi, orang tua tidak melakukan pendampingan ketika anak-anak menonton televisi. Hal ini yang membuat potensi anak untuk terpengaruh tindak-tanduk dari tayangan di televisi begitu terbuka lebar.

Selanjutnya Nina mengatakan, anak-anak bisa menonton acara apa saja atau dapat disebut sebagai penonton yang bersifat omnivision, berbagai ragam acara. Padahal sebenarnya belum bisa mengerti mana acara yang tepat untuk mereka.

KPI merupakan lembaga negara independen yang mewakili publik untuk memantau dan membuat pedoman siaran bagi lembaga penyiaran di Indonesia. Selain mengatur tentang penyiaran di Indonesia, KPI juga memiliki kewajiban membuat masyarakat mencerna acara televisi secara kritis.

KPI juga gencar mensosialisasikan gagasan literasi media. Masyarakat terutama orang tua, harus melek media. Masyarakat juga diharapkan bisa memilih tayangan televisi sehat untuk keluarga sehingga bisa memilih acara yang tepat untuk anak mereka.

Menurutnya, banyak acara televisi yang mengandung unsur kekerasan dan seksual sehingga tidak sehat jika ditonton oleh anak-anak.

Anak-anak bisa menonton acara tersebut dengan leluasa karena acara tersebut ditayangkan di jam tayang reguler yakni pukul 03.00-22.00 WIB bukan di jam tayang acara khusus dewasa.

Frekuensi yang digunakan oleh televisi swasta menurutnya milik publik. Dengan kata lain mereka meminjam frekuensi milik masyarakat untuk melakukan siaran.

“Jadi masyarakat harus tahu haknya, jika ada acara yang menyalahi aturan, mereka bisa mengadukan ke KPI," kata perempuan berkacamata ini.

Menurut Nina, masyarakat harus bisa mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dan pengaruh yang baik dari televisi karena tidak semua acara di televisi berdampak negatif. Jangan sampai orang tua membiarkan acara yang buruk ditonton anak-anak mereka.

Oleh karena itu, orang tua membutuhkan kemampuan untuk menyeleksi mana acara yang baik dan mana acara yang buruk.

"Kemampuan menyeleksi dan sikap kritis untuk menilai acara mana yang baik dan buruk ini seharusnya dimiliki oleh masyarakat terutama orang tua. Inilah yang disebut melek media atau literasi media," kata Nina.

Usaha KPI untuk mensosialisasikan gagasan literasi media tidak dilakukan sendirian. KPI juga mengajak kampus-kampus, organisasi sosial keagamaan, serta LSM.

Tags: