Membuka Tabir Rahasia Pengacara Memenangkan Konflik Pertanahan
Resensi:

Membuka Tabir Rahasia Pengacara Memenangkan Konflik Pertanahan

Buku ini dipuji sebagai buku yang memberi pengertian mengenai uniknya praktik corporate lawyers di Indonesia.

Muhammad Yasin
Bacaan 4 Menit
Cover buku oleh HOL/FIAN
Cover buku oleh HOL/FIAN

Kalau ingin memenangkan perang, terutama dalam perang bisnis, pandangan filosofis Sun Tzu (551-479 SM) acapkali dikutip. Sun Tzu, seorang panglima perang yang dinilai jenius, banyak dikenal lewat buku The Art of War. Seni perang ala Sun Tzu diuraikan dalam tiga belas bab buku tersebut, antara lain strategi mengenali lawan, strategi merencanakan serangan, dan strategi melancarkan pertempuran.

Lantas, apakah strategi perang ala Sun Tzu dapat diterapkan dalam sengketa di pengadilan? Strategi apa yang paling manjur dan mujarab agar kita memenangkan ‘perang’ memperebutkan lahan yang nilainya miliaran rupiah di ruang sidang? Apakah strategi yang dipilih sepadan dengan risiko hukum yang mungkin dihadapi? Apakah strategi yang dipilih sepenuhnya comply with law, atau sudah masuk wilayah abu-abu? Apakah setiap strategi, legal atau tidak, dapat dibenarkan sepanjang tujuan memenangkan sengketa pertanahan tercapai? Tentu, tidak mudah menjawab semua pertanyaan tersebut.

Sebuah buku sangat penting bagi dunia hukum, terutama bagi lawyers, baru saja terbit. Judulnya “Memenangkan Konflik Pertanahan: Strategi Pengacara, Permainan Uang, dan Kelemahan Negara Hukum”. Ditulis oleh Santy Kouwagam, seorang peneliti dan akademisi, dan pernah bekerja sebagai seorang associate lawyer suatu kantor pengacara ternama di Jakarta. Buku ini berasal dari disertasi Santy di Van Vollenhoven Institute, Leiden University Belanda, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Buku ini menghadirkan sebuah catatan penting dari kehidupan profesi pengacara komersial, yang jarang diungkap. Catatan bagaimana mereka bekerja mengatur strategi dalam penyelesaian sengketa tanah; bagaimana mereka meyakinkan klien tentang langkah-langkah apa yang perlu dilakukan. Strategi itu ternyata sudah dirancang sebelum sengketa muncul di pengadilan. Pematokan lahan atau memasang seng menutupi area lahan dan membuat papan pengumuman sebagai pemilik adalah sebagian dari strategi pra-litigasi. Jika ada pihak yang keberatan terhadap klaim itu, strategi tertentu juga dipergunakan termasuk perundingan dengan retorika mencapai tujuan sama-sama senang (hal. 179-180). Santy menguraikan detil bagaimana strategi pengacara komersial melakukan berbagai hal selama proses pra-litigasi.

Perhitungan dan penetapan tentang jangka waktu dan seberapa cepat konflik sengketa dapat diajukan ke pengadilan adalah sangat penting. Dalam strategi litigasi, upaya para pihak memilih waktu tepat untuk negosiasi tidak dapat dilepaskan dari taktik menunjukkan posisi. Waktu dapat dimanipulasi dan dimanfaatkan dengan cara memajukan atau mengundurkan sidang berkali-kali (hal. 217). Memilih mengajukan gugatan menjelang bulan puasa dan lebaran bukan tanpa alasan, karena saat itulah para pihak membutuhkan banyak uang, sementara kecepatan kerja diyakini akan melambat.

Selama proses litigasi, para pengacara komersial juga berusaha memenangkan perkara dengan cara menghadirkan ahli yang berpengaruh. Trik umum yang dipakai adalah menghadirkan mantan hakim agung sebagai ahli. Di luar ruang sidang, pengacara komersial juga menyusun strategi menggunakan media massa. Tujuannya tiada lain adalah membuat pemberitaan dan mempengaruhi pengambil keputusan. Santy menyatakan upaya mempengaruhi pandangan hakim melalui media massa penting dalam sistem pengadilan tanpa juri (hal. 220).

Meskipun sudah memenangkan perkara lewat putusan hakim, tidak berarti pekerjaan rumah pengacara komersial selesai. Semakin cepat mendapatkan salinan putusan –termasuk dengan memberikan sejumlah uang tak resmi—semakin baik untuk mengumandangkan kemenangan. Jika posisi Anda menang, sebisa mungkin ikuti skenario kemenangan, dengan mempeercepat proses eksekusi. Bagaimana skenarionya? Bagaimana jika pengacara komersial dan kliennya berada di pihak yang kalah? Silakan baca uraian penulis dalam buku menarik ini.

Tags: