Pemerintah Diminta Percepat Pembentukan Bursa Kripto
Terbaru

Pemerintah Diminta Percepat Pembentukan Bursa Kripto

Kelembagaan yang dibentuk Bappebti nantinya terlibat dalam perdagangan fisik aset kripto untuk menjaga keamanan transaksi perdagangan, memastikan kesesuaiannya dengan peraturan yang telah ditetapkan, dan transparan.

Rofiq Hidayat
Bacaan 4 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Perkembangan ekosistem kripto di tanah air terus mengalami perkembangan yang positif. Buktinya ditandai dengan pesatnya peningkatan jumlah investor di periode Agustus 2022 mencapai 16.1 juta penanam modal. Karena itu, pemerintah melalui berbagai otoritas agar mempercepat pembentukan bursa kripto. Dengan demikian dapat mendorong kemajuan industri perdagangan aset kripto di tanah air.

“Mendorong pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta kementerian dan lembaga terkait lain untuk mempercepat pembentukan bursa kripto,” ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo melalui keterangannya, Rabu (19/10/2022).

Ia melanjutkan dengan mendorong kemajuan industri di sektor kripto dapat membantu pengawasan transaksi kripto, memberikan keterbukaan informasi, serta memberikan perlindungan bagi investor. Dia mencatat peningkatan pesat capaian periode 2021 sebanyak 11,2 juta investor.

Sementara periode 2023 diprediksi bakal menembus angka 20 juta investor. Bambang Soesatyo mengacu hasil survei Finder Crypto Adoption yang dilakukan di 26 negara pada Agustus 2022, menunjukkan kepemilikan aset kripto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase 16 persen. Setidaknya lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 15 persen.

Mantan Ketua DPR Ke-20 itu berpendapat selain meningkatkan perdagangan aset kripto, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) bersama pemerintah dan asosiasi kripto lainnya memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Tak hanya mengedukasi masyarakat agar tak menjadi konsumen korban dari aksi kejahatan ekonomi.

Tapi peningkatan literasi keuangan pun memberikan kompetensi dan kapabilitas bagi masyarakat untuk membuat keputusan ekonomi yang bijak. Selain itu, menjadikan masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup mengenai berbagai potensi risiko yang akan dihadapi. Dia menyoroti peningkatan jumlah investor kripto yang berkembang pesat ternyata tak berbanding lurus dengan pergerakan aset kripto yang malah mengalami pelemahan.

Menurut catatan Bappebti rentang Januari-Agustus 2022 terdapat total nilai transaksi aset kripto turun lebih dari 50 persen. Sebagai komoditi, pasang surut nilai aset kripto adalah sebuah keniscayaan. Kondisi tersebut dipicu pelemahan ekonomi global, yang juga menyebabkan anjloknya nilai aset kripto global.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait