Tanggung Jawab Pengendali Menurut General Data Protection Regulation 

Tanggung Jawab Pengendali Menurut General Data Protection Regulation 

Salah satu dasar sahnya pemrosesan data pribadi adalah adanya persetujuan dari pemilik data pribadi atau disebut sebagai subjek data.
Tanggung Jawab Pengendali Menurut General Data Protection Regulation 

Data is the new oil. Kurang lebih begitu ungkapan yang kerap keluar dari mulut para pegiat industri digital. Ungkapan ini diaplikasikan secara sempurna oleh Netflix. Perusahaan yang didirikan oleh Reed Hastings bersama koleganya Marc Randolph ini sukses memproduksi salah satu serial drama terlaris “House of Cards” lewat analisis preferensi data pengguna. Dengan lebih dari 125 juta pelanggan, Netflix menciptakan komunitasnya sendiri. Layanan media streaming ini kemudian melisensi sendiri kontennya, mendistribusikan konten, memiliki platform tempat konten dikonsumsi, pada akhirnya dapat mengakses dan menggunakan data konsumen untuk mendorong keberhasilan di seluruh bisnisnya.

Diberitakan Forbes Mei 2018, lewat analisis data, Netflix melisensi konten berdasarkan prilaku penonton versus pengujian pilot standar dan paradigma reaksioner. Setelah konten tersedia di platform Netflix, perusahan memastikan bahwa konten yang sesuai sampai ke konsumen yang tepat lewat mesin rekomendasinya. Lewat ekosistem penggunanya yang telah tersedia, Netflix telah memasukkan data ke dalam blueprint sehingga sukses mengungguli para pesaing. Dengan strategi ini, survei Morgan Stanley pada bulan yang sama mengungkapkan 39 persen konsumen di negeri Paman Sam mengatakan Netflix menawarkan program orisinal terbaik dibandingkan layanan video langganan lain seperti HBO, Amazon Prime Video, Hulu, Starz, dan Cinemax.

Ilustrasi ini menjadi prolog untuk menunjukkan pentingnya pengaturan mengenai perlindungan data di tengah pesatnya perkembangan industri digital di seluruh dunia. Harus diakui, issue ini mulai menguat seiring munculnya sejumlah kasus yang berkaitan dengan kebocoran data pribadi individu, dihubungkan dengan beberapa jenis modus tindak kriminal di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, paradigma perlindungan data berhubungan erat dengan konsep privasi yang berkembang di negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Dihubungkan dengan perlindungan data, konsep privasi menekankan setiap individu memiliki hak untuk menentukan siapa yang dapat memegang informasi mengenai dirinya dan bagaimana informasi tersebut digunakan.

Konsep perlindungan data pribadi menekankan tentang hak individu untuk menentukan apakah dirinya mau bertukar informasi diri dengan orang lain atau tidak. Karena itu, aktivitas pengumpulan dan penyebarluasan data pribadi tanpa persetujuan individu atau subjek data merupakan pelanggaran terhadap privasi seseorang karena hak privasi mencakup hak menentukan memberikan atau tidak memberikan data pribadi. Jika melihat contoh pengelolaan data pribadi seperti yang diterapkan oleh Netflix, dapat dipahami bila data pribadi merupakan suatu aset atau komoditi bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, terdapat suatu hubungan korelatif antara tingkat kepercayaan dengan perlindungan atas data tertentu dari kehidupan pribadi seseorang.

Masuk ke akun Anda atau berlangganan untuk mengakses Premium Stories
Premium Stories Professional

Segera masuk ke akun Anda atau berlangganan sekarang untuk Dapatkan Akses Tak Terbatas Premium Stories Hukumonline! Referensi Praktis Profesional Hukum

Premium Stories Professional