Umrah Backpaker, Untung atau Buntung?
Edsus Lebaran 2024:

Umrah Backpaker, Untung atau Buntung?

Umrah secara mandiri memberi kebebasan bagi jemaah untuk mengatur waktu dan kegiatan lebih leluasa. Akomodasi, transportasi, dan makan disesuaikan dengan bajet. Asosiasi pelaku usaha biro perjalanan mengingatkan umrah backpacker berisiko.

Ady Thea DA
Bacaan 7 Menit

Badrus mengingatkan bagi jemaah yang ingin melakukan umrah mandiri ada beberapa hal yang perlu diperhatian untuk mengantisipasi kendala antara lain memahami tata cara umrah, menyiapkan fisik dan mental serta biaya. Penting juga memiliki pengalaman backpackeran ke berbagai tempat.

Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum umrah mandiri misalnya mencari tiket promo termasuk untuk penginapan. Bergabung dengan berbagai komunitas yang membahas tentang umrah, menyiapkan kesehatan jasmani dan anggaran yang cukup. Tak ketinggalan Badrus berharap pemerintah menerbitkan regulasi yang mengakomodir pelaksanaan umrah secara mandiri/backpacker.

“Masyarakat dan pemerintah diharapkan bisa terbuka dengan fenomena umrah backpacker,” harapnya.

Semi backpaker

Agak lain dengan umrah mandiri yang dilakukan Badrus. Iwan Rahady, warga Jakarta Selatan menggunakan biro perjalanan tak sekedar untuk mengurus visa, tapi juga akomodasi, dan perizinan lainnya. Seperti Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) Kementerian Agama, serta tasreh yang diterbitkan otoritas Arab Saudi. Jadwal kegiatan juga diatur pihak biro perjalanan. Iwan hanya mengurus sendiri tiket pesawat untuk pergi dan pulang.

Iwan pertama kali umrah menggunakan cara mirip backpacker atau mandiri itu di tahun 2017. Aturan yang ada kala itu masih longgar sehingga jemaah masih mudah untuk menyambangi berbagai lokasi favorit seperti Raudhah, dan Masjidil Haram. Persoalan izin itu umumnya tak dihadapi jemaah umrah yang menggunakan jasa travel, tapi tentunya biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada jemaah umrah backpacker/mandiri.

Tapi biaya umrah mandiri setengah lebih murah daripada umrah menggunakan biro perjalanan. Biaya murah dan jadwal kegiatan yang lebih fleksibel membuat Iwan lebih memilih umrah ala backpacker. Umrah kedua dilakukan Iwan di bulan Ramadhan tahun ini.

“Kami memilih umrah secara semi backpacker karena lebih bebas untuk menentukan jadwal kegiatan, mau makan dan jalan-jalan sesuai keinginan,” ujar pria yang berprofesi sebagai pekerja lepas (freelance) itu.

Umrah semi backpacker yang dilakukan Iwan menjadi pilihan bagi jemaah yang tak mau repot urusan hotel dan perizinan. Seperti yang dilakukan warga Pancoran, Jakarta Selatan, Dedi Rosyadi, menjalani wisata religi itu bersama istrinya di tahun 2017. Awalnya, Dedi bergabung dengan komunitas pemburu tiket murah di media sosial, kemudian ada yang menawarkan paket umrah ala backpacker.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait