Gagal Jadi Anggota Paskibraka, Ini ‘Kesalahan’ Gloria
Utama

Gagal Jadi Anggota Paskibraka, Ini ‘Kesalahan’ Gloria

Seharusnya pihak Gloria mengurus permohonan kewarganegaraan ganda sampai empat tahun setelah UU Kewarganegaraan diundang-undangkan. Gloria menyadari kesalahan tersebut.

Oleh:
ANT/Mohamad Agus Yozami
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi Paskibraka. Foto: kaskus.co.id
Ilustrasi Paskibraka. Foto: kaskus.co.id
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, mengatakan kegagalan calon Paskibraka Gloria Natapradja Hamel bertugas di Istana Kepresidenan, Jakarta, dalam HUT Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus bukan kecolongan, namun karena kendala administrasi.

"Gloria gagal menjadi Paskibraka bukan kecolongan saat proses seleksi, namun karena masalah administrasi yang dialaminya," kata Imam saat temu media di Gedung Kemenpora, Jakarta, Selasa (16/8).

Tidak lolosnya Gloria, kata Imam, karena dara blasteran Indonesia-Prancis itu memegang paspor negeri mode tersebut yang menjadikannya warga negara asing. "Gloria diketahui memiliki paspor Prancis ketika dikumpulkan untuk diikutkan program Indonesia Belia yang akan mengirimkan anggota Paskibraka ke Malaysia yang akan berangkat 21-29 Agustus," ujar Imam.

Imam juga menjelaskan Gloria berhak memiliki dua kewarganegaraan seperti dalam aturan UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang menyatakan, seseorang yang belum berusia 18 tahun yang lahir dari perkawinan campuran berhak memiliki kewarganegaraan ganda. (Baca Juga: Langgar Aturan Menpora, Anggota Paskibraka ‘Didepak’ Karena Bukan WNI)

"Namun aturan itu kan mengamanatkan juga bahwa anak yang lahir sebelum 1 Agustus 2006 (saat disahkan UU Kewarganegaraan), seharusnya mengurus permohonan kewarganegaraan ganda sampai empat tahun setelah diundang-undangkan, namun sampai sekarang pihak keluarga Gloria belum mengajukan permohonan, akhirnya karena memegang paspor negara asing, dia dinyatakan WNA. Padahal dalam aturan Kemenpora Paskibraka harus WNI," tutur Imam.

Akan tetapi, Imam mengatakan meskipun gagal menjadi Paskibraka, dia tetap semangat dan tidak putus asa. Selanjutnya Kemenpora juga akan mendampingi proses kewarganegaraan Gloria dan menjadikan siswi salah satu SMA di Depok itu menjadi duta Kemenpora. (Baca Juga: Satgas PA: Kasus Gloria Bentuk Diskriminatif, Bisa Diancam UU Perlindungan Anak)

"Meskipun diputuskan tidak lolos menjadi Paskibraka, Gloria tidak putus asa dan akan menyaksikan teman-temannya besok mengibarkan bendera pusaka di Istana. Kemenpora juga akan mendampingi proses Gloria menjadi WNI dan menjadikannya sebagai Duta Kemenpora yang akan mendampingi kami untuk menyemangati generasi muda," kata Imam.

Imam juga menyebutkan keputusan Gloria tidak menjadi Paskibraka, diambil setelah dibahas oleh pihak Kemenpora, Kemenkumham, Garnisun serta Pelatih dan Pendamping Paskibraka.

Hormati Hukum
Sementara itu, Gloria Natapradja mengatakan dirinya tidak ingin tenggelam dalam kesedihan setelah kegagalannya menjadi bagian pasukan pengibar bendera pada 17 Agustus di Istana Kepresidenan, Jakarta. (Baca Juga: Gloria: Pak Presiden, Nafas Saya Hanya untuk Indonesia)

"Saya tidak menyangka banyak orang yang peduli pada masalah yang saya alami ketika saya pegang HP kemarin, namun saya ingin anda tahu, saya tidak ingin tenggelam dan terjebak dalam kesedihan, saya ingin terus maju," kata Gloria.

Kendati merasa sedih atas kegagalannya menjadi bagian dari Paskibraka, Gloria menyatakan dirinya tidak ingin melawan peraturan yang ada dan akhirnya hanya memilih menyaksikan rekan-rekan seperjuangannya menjalankan tugas pengibaran bendera di Istana Kepresidenan.

"Meskipun saya ada perasaan sedih dan kesal, tapi peraturan tetap peraturan, saya juga ingin sportif dan memilih menyaksikan saudara-saudara saya menjalankan tugasnya," ujar Gloria.

Lebih lanjut, malah dia merasa bersyukur bisa mengikuti proses seleksi Paskibraka yang nenurutnya banyak pelajaran yang bisa dia ambil meski tidak bisa mencapai cita-citanya menjadi pasukan pengibar Bendera Pusaka.

"Saya juga sangat bersyukur bisa menjalani diklat Paskibraka tingkat nasional, meski gagal, tapi banyak pelajaran yang bisa saya ambil, dari sini saya belajar untuk menjadi dewasa, berdisiplin dan mencintai tanah kelahiran saya Indonesia," ucap dara yang pandai beberapa bahasa asing ini.

Untuk selanjutnya, Gloria mengatakan dirinya akan melanjutkan kegiatan sekolahnya dan berkeinginan untuk meneruskan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. "Saya selanjutnya akan seperti biasa melakukan kegiatan seperti biasa, tidak ingin saya meratapi terus, karena bagi saya, titik balik yaitu ketika anda jatuh, anda akan bernilai justru ketika anda bisa bangkit, dan berkat dukungan semuanya saya kini bisa bangkit," ucap Gloria.

Tags:

Berita Terkait