Setelah sempat menjadi seorang Legal Manager di sebuah perusahaan, Evie merasa panggilan untuk kembali menjadi corporate lawyer tidak bisa diabaikan.
“Bukan berarti bekerja di perusahaan tidak menarik, namun saya merasa, ternyata menjadi lawyer itu lebih yang saya inginkan,” kata Evie. Baginya, menjadi seorang lawyer memberikan tantangan unik, namun juga kepuasan tersendiri.
Evie percaya bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk bertumbuh, baik dari segi pengalaman maupun keterampilan. Selain itu, Evie juga merasa, di law firm tantangan seperti tenggat waktu yang ketat, ritme kerja yang cepat dan tanggung jawab terhadap klien memberikan kesempatan untuk terus berkembang.
Tidak hanya sebagai seorang lawyer, Evie juga menghadapi tantangan khusus sebagai seorang perempuan di dunia hukum. Terutama dalam praktik lawyering, yang menuntut kemampuan multitasking dan kemandirian.
Baginya, perempuan harus memiliki kemampuan multitasking yang luar biasa. Terutama bagi mereka yang sudah menikah dan berkeluarga dengan menjaga keseimbangan antara keduanya.
“Menjaga keseimbangan itu tidak mudah, pasti akan ada prioritas yang harus dipertimbangkan. Namun, sebagai seorang perempuan, saya sedang dalam perjalanan untuk menjadi mandiri dan mewujudkan cita-cita saya sebagai seorang profesional tanpa kehilangan identitas saya,” ujarnya.
Meskipun terus fokus pada karier, Evie juga tetap menghargai pentingnya menjaga keseimbangan dengan kehidupan sosial. Menurutnya, strategi untuk menghadapi tantangan yang unik adalah dengan tetap berkomitmen pada pekerjaan dengan baik, tepat waktu, dan disiplin.