Fluktuatif Harga BBM, Perlu Memperkuat Program Energi Baru Terbarukan
Terbaru

Fluktuatif Harga BBM, Perlu Memperkuat Program Energi Baru Terbarukan

Kenaikan harga ini dapat berpengaruh terhadap minat masyarakat terutama pengguna BBM Pertalite untuk beralih ke Pertamax. Pemerintah perlu mendorong peningkatan realisasi investasi di energi terbarukan melalui implementasi kerangka kebijakan dan peraturan secara konsisten

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Sejak diserahkan ke mekanisme pasar, harga bahan bakar minyak (BBM) kerap fluktuatif. Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax naik kembali, dari Rp 12.800 per liter menjadi Rp 13.300 sejak 1 Maret 2023. Selain Pertamax, jenis Pertamax Turbo juga naik dari Rp 14.850 per liter menjadi Rp15.100.

Menanggapi kenaikan harga tersebut, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid, menyampaikan  kenaikan harga BBM memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian Indonesia. Meskipun kenaikan harga ini ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar dan sejumlah faktor. Seperti harga minyak mentah global, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kenaikan harga ini dapat berpengaruh terhadap minat masyarakat terutama pengguna bahan bakar minyak (BBM) Pertalite untuk beralih ke Pertamax.

Kondisi tersebut bakal menyulitkan masyarakat untuk meminimalisasi penggunaan BBM bersubsidi. Untuk mengatasi dampak negatif dari kenaikan harga Pertamax, Arsjad Rasjid mengingatkan pentingnya diversifikasi sumber energi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional.

"Kita perlu memperkuat program energi baru terbarukan, terutama untuk memberikan insentif untuk penggunaan kendaraan listrik beserta penguatan ekosistem industri kendaraan listrik. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia diyakini akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak,” ujarnya melalui keterangannya, Kamis (2/3/2023) kemarin.

Baca juga:

Arsjad mengimbau pemerintah, agar mendorong peningkatan realisasi investasi di energi terbarukan melalui implementasi kerangka kebijakan dan peraturan secara konsisten. Kemudian mempercepat pengadaan Perusahaan Listrik Negara (PLN), mempersingkat proses negosiasi power purchasing agreement (PPA), dan menyederhanakan pembebasan lahan, izin lingkungan serta berbagai penguatan infrastruktur dan teknologi.

Menurutnya, semua upaya ini akan membantu mencapai target Grand Strategi Energi Nasional (GSEN). Yakni mencapai target bebas emisi atau net zero emission pada 2060. Arsjad mengimbau masyarakat untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi ketergantungan pada BBM sebagai bagian dari upaya bersama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan ekonomi Indonesia.

Tags:

Berita Terkait