Momen Langka Ayah dan Anak Wisuda Bersama di FHUI
Terbaru

Momen Langka Ayah dan Anak Wisuda Bersama di FHUI

Masing-masing meraih gelar Doktor dan gelar Sarjana bidang ilmu hukum dari kampus hukum tertua Indonesia.

Willa Wahyuni
Bacaan 2 Menit
Haura Fatima (kiri) dan ayahnya, Ari Wahyudi Hertanto  saat wisuda bersama dari FHUI, Sabtu (2/3/2024). Foto: Humas UI
Haura Fatima (kiri) dan ayahnya, Ari Wahyudi Hertanto saat wisuda bersama dari FHUI, Sabtu (2/3/2024). Foto: Humas UI

Kejadian langka terjadi pada sesi wisuda lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) tahun Akademik Semester Gasal 2023/2024, Sabtu (2/3/2024) lalu. Ari Wahyudi ‘Didit’ Hertanto—dosen pengampu Bidang Studi Dasar-Dasar Ilmu Hukum FHUI—merayakan kelulusan bersama putrinya Haura Fatima sebagai sesama wisudawan.

Didit meraih gelar Doktor sedangkan Haura meraih gelar Sarjana. “Saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa, karena dapat merayakan wisuda bersama putri saya tercinta,” kata Ari seperti tertulis pada akun Instagram resmi Universitas Indonesia.

Baca juga:

Momen wisuda bersama tersebut menurut Didit tidak pernah direncanakan. Ia mengaku sempat memperpanjang masa studi karena urusan keluarga yang memerlukan perhatiannya. Tidak disangka, akhirnya ia bersama dengan Haura bisa bersama dalam seremoni kelulusan.

“Kami berdua menyelesaikan studi di FHUI. Saya meraih gelar Doktor, sedangkan Haura meraih gelar Sarjana dengan predikat cumlaude,” ujarnya. Sebagai dosen FHUI, kelulusan Didit dari FHUI adalah yang kali ketiga sejak ia menamatkan Sarjana (1998) dan Magister (2005) di almamater yang sama. Ia memulai kariernya sebagai dosen FHUI sejak tahun 1999. Mata kuliah yang ia ajar antara lain Penyusunan Kontrak Dagang, Legal Opinion, Ilmu Negara, Aspek-Aspek Hukum dalam Transaksi Keuangan, Pengantar Ilmu Hukum, serta Manusia dan Masyarakat Indonesia.

Didit menjelaskan bahwa Haura masuk dalam generasi ketiga di garis keturunan keluarganya yang lulus dari FHUI. Mereka memang berasal dari keluarga yang berlatar belakang pelajar. “Kakeknya dulu merupakan pelajar di zaman Belanda,” katanya.

Almarhum kakek Haura yang juga ayah Didit itu adalah Wahyono Dharmabrata, salah satu Guru Besar di FHUI yang dikenal sebagai pakar hukum perdata. Didit menuturkan bahwa ayahnya adalah salah satu dari delapan bersaudara, dengan tujuh di antaranya berkarier dosen. Sebanyak enam orang menjadi dosen di Universitas Indonesia dan satu orang di Universitas Gadjah Mada.

Meski sama-sama meraih pendidikan tinggi di bidang hukum, ketertarikan Ari dan Haura cukup berbeda. Itu diketahui dalam objek riset tugas akhir keduanya. Skripsi Haura mengangkat topik keselamatan kerja di atas kapal sebagai bentuk kepeduliannya terhadap hak-hak buruh. Di sisi lain, disertasi Didit meneliti permasalahan hak-hak lansia yang sering terabaikan.

Didit mengakui capaian putrinya bisa lulus dengan predikat cumlaude adalah hasil usaha dan kerja keras diri sendiri. “Saya tidak pernah memanjakan dia,” kata Didit. Ia mengaku selanjutnya mendukung penuh langkah anaknya untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan.

Didit sendiri berharap bisa lebih fokus pada penelitian, kajian, serta pengembangan ilmu pengetahuan hukum. Dalam waktu dekat ia juga berencana akan meluncurkan empat buku dalam rangka peringatan 100 tahun berdirinya FHUI. “Saya bangga dengan pencapaian Haura dan bersyukur atas momen wisuda bersama ini. Ini adalah momen bersejarah yang tidak akan terlupakan,” kata Didit.

Tags:

Berita Terkait