Sekelumit Peran Zakat Kala Pandemi Covid-19
Lipsus Lebaran 2020

Sekelumit Peran Zakat Kala Pandemi Covid-19

Masyarakat diimbau dapat menyalurkan zakatnya melalui Baznas atau LAZ yang kredibel agar penyaluran/pendistribusian zakat kepada mustahik yang benar-benar membutuhkan sesuai skala prioritas, terlebih Ketika ada musibah atau wabah seperti saat ini.

Agus Sahbani
Bacaan 2 Menit

Dia mencontohkan Baznas mengadakan aksi Cash For Work (CFW) melalui Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) dengan memberdayakan para pelaku usaha UMKM tidak produktif usaha dan masyarakat tingkat perekonomian menengah ke bawah sebagai relawan tersebar di beberapa titik terdampak Covid-19 yakni Padasuka, Bogor; Cempaka Putih, Jakarta Pusat; Pondok Ranggon, Jakarta Timur; Jatiwaringin, Bekasi dan Sukamaju Baru; Jatimakmur, Bekasi; Cibanteng, Kabupaten Bogor; Kp Pulo Jahe, Jakarta Timur; Sukamaju Baru, Depok; dan Ceger, Jakarta Timur.

Nantinya, para pelaku usaha tersebut mendapat pesanan nasi box untuk mengakomodir kebutuhan kegiatan CFW. Pada setiap titik CFW dibuatkan puluhan paket nasi beserta lengkap dengan lauk pauknya. Kemudian nasi box tersebut oleh relawan CFW selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan makanan tersebut untuk hidangan buka puasa. “Realisasi kegiatan ini pembagian 100 box nasi, beserta 300 pieces berupa masker, penutup kepala, dan sarung tangan, dilanjutkan edukasi masyarakat dan pemasangan poster edukasi di setiap titik terdampak diakhiri pembagian voucher belanja Zakat Mart (Zmart) sebesar Rp300 ribu kepada relawan CFW Baznas untuk ditukarkan paket sembako di warung Zmart terdekat,” tutur Muhammd Hasbi saat dihubungi Hukumonline.  

Contoh lain, Baznas terus mendorong masyarakat mitra binaannya berinovasi dalam himpitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Melalui Baznas Microfinance Desa,  Kelompok Mitra Bersama asal Kelurahan Manggis Ganting, Bukittinggi, Sumatera Barat beralih profesi baru dengan memproduksi  masker yang saat ini menjadi kebutuhan utama masyarakat saat pandemi. Awalnya, para anggota kelompok ini merupakan pengusaha konveksi dan bordir. Namun akibat adanya pandemi Covid–19, omset usahanya mengalami penurunan mencapai 80 persen. Dari sebelumnya bisa mendapat omset Rp8.000.000 per bulan, turun menjadi Rp2.000.000. “Sebagai pendamping usaha, Baznas berupaya menjaga para kelompok binaan tetap mandiri dan produktif dalam kondisi Covid-19. Produksi masker kain peluang sangat mungkin dijalankan karena kebutuhan di masyarakat yang masih tinggi.” 

Salah satu LAZ, Forum Zakat - sebagai asosiasi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) bergerak pada dua isu kesehatan dan ekonomi merasa - terpanggil berperan aktif dalam penanganan pandemi Covid-19 ini di seluruh Indonesia. Ketua Umum Forum Zakat Bambang Suherman mengaku berbagai OPZ di ke-35 provinsi seluruh Indonesia telah bergerak merespon untuk para mustahik dalam posisinya sangat rentan paparan Covid-19. “Sejak awal, Forum Zakat mendorong para OPZ membuka hotline sebagai fungsi edukasi, informasi, dan konsultasi masyarakat terkait virus ini. OPZ juga didorong melayani program pencegahan penyebaran virus Corona ini,” ujar Bambang Suherman seperti dikutip laman Forum Zakat.

Saat ini yang terdata, sebanyak 85 OPZ di 25 provinsi telah berperan aktif dan tersebar baik dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ada sebelas jenis layanan yang dilakukan masing-masing OPZ sesuai kesanggupannya. Seperti persebaran informasi mengenai Covid-19; layanan edukasi di wilayah vital; layanan psikososial; pengadaan kantong mayat; layanan wastafel sehat; penyaluran promosi hygiene kit; layanan bantuan logistik pangan dan kesehatan; produksi mandiri hand sanitizer, dan lain-lain. “85 OPZ mendistribusikan layanan-layanan tersebut senilai 43 miliar ke seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Salah satunya, relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sumatera Utara tengah disibukkan aktivitas di Rumah Sakit karena para anggota BSMI berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Termasuk penyemprotan disinfektan di 155 titik, pembuatan sekaligus pembagian 1.000 botol hand sanitizer, bantuan APD berupa masker senilai 80 juta, bahkan berencana membagikan sembako kepada para dhuafa. “Sumatera Utara menjadi provinsi dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak di Sumatera. Karenanya, BSMI dan OPZ lain tetap konsisten melakukan berbagai upaya pencegahan penularan virus agar tidak semakin merebak,” kata dia.

Sementara, upaya pencegahan di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dilakukan oleh 76 OPZ. Pulau Jawa merupakan pulau dengan transmisi lokal terbanyak yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok); Jawa Tengah (Kota Surakarta); Jawa Timur (Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Magetan, Kota Surabaya); dan Banten. “Tak hanya upaya pencegahan, penyediaan ambulan dan layanan jenazah juga dilakukan oleh OPZ. Bantuan tunai dan nontunai juga diberikan kepada para pekerja harian yang terdampak,” bebernya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait